setelah gue berkunjung ke beberapa blog, ternyata Betawi itu mempunyai beberapa bagian. Ada bagian Tengah dan bagian pinggir. bagian tengah ini mencakup Jakarta dan pinggir itu mencakup Bekasi, tangerang dan beberapa di bagian bogor. Betawi yang ada di bagian pinggir ini mempunyai budaya yang agak sedikit berbeda dengan yang ada di Betawi tengah. perbedaan budaya ini terpengaruh oleh keadaan sosial, sejarah, ekonomi dan pendidikan antara tengah dan pinggir. orang betawi tengah menyebut orang betawi pinggir itu betawi ora.
ampir ngg ada lembaga pendidikan formal di pinggiran Betawi. Karena di masa lalu sampai masa pendudukan Jepang, ampir semua daerah adalah tanah pribadi yang dimiliki oleh pemilik tanah. Mereka pemilik tanah engga ngasih perhatian sama perkembangan orang - orang yang gawe di tanah mereka sama sekali. Mereka cuma peduli sama pajak yang mereka dapetin dari warga. Bahkan, perkembangan warga dianggap sebagai ancaman dari posisi dan keuntungan mereka . Contohnya, pendidikan agama, dalam hal ini Muslim, keliatannya ngasih perlawanan oleh warga bersenjata di lahan pribadi kepada penjajah. mereka dipimpin oleh para pemimpin keagamaan, seperti pemberontakan Entong Gendut di Condet pada 1916 ini diselenggarakan oleh Haji (ulama) Amat Awab . Para menegak di Tangerang pada tahun 1926 secara tidak langsung dipimpin oleh Haji Kamul dan Riun dari Kalideres.
Orang-orang Betawi yang tinggal di lahan milik swasta/juragan tanah dapet penindasan besar, dari pemerintah sendiri dan para juragan tanah yang tampaknya memperlakukan mereka kaya budak dan engga jarang menyalahgunakan mereka melalui para juragan. Akibatnya, bagian dari penduduknya menjadi apatis dalam menerima nasib buruk mereka. Ada orang yang mengandalkan kekuatan fisik dan keterampilan dalam pertempuran, dan mistisisme, seperti, dalam meningkatkan semangat mereka, berusaha untuk membebaskan diri dari penindasan orang-orang gede. Bahkan, ada banyak orang yang memasuki dunia kejahatan, melalui terorisme, pencurian, dan lainnya. Ini situasi yang bisa dibayangkan dalam cerita, seperti, Kedawung Mandor pemilik tanah alias Jampang, Mat tompel dan laennya. Para pendukung utama dari kisah-kisah itu pinggiran masyarakat Betawi, seperti yang ditampilin dari Topeng (topeng) dan (Betawi acara komedi) Lenong pertunjukan.
(Topeng Betawi)
Masyarakat Betawi Tengah biasanya lebih berkembangkan dari pada yang di pinggiran, di mana banyak dari mereka mendukung lebih banyak kisah Muslim yang menerima pengaruh dari budaya Timur Tengah, seperti Satu seribu satu cerita terkenal.Sementara masyarakat keturunan Tionghoa tentu akan lebih memilih cerita dari tanah nenek moyang mereka, seperti Sam Kok atau Romance of Three Kingdoms, pho Tan Si berbohong dan sebagainya.
Di pusat Betawi, tampak bahwa seni yang diserap adalah kesenian Melayu, sebagaimana dapat di liat dari musik dan tari Samrah. Hal ini karena Konvensi London diadakan pada tahun 1824 dan Traktat Sumatera tahun 1871, banyak orang - orang pulau Riau dari dataran tinggi Sumatera Timur pergi ngadu nasib ke Batavia, karena mereka adalah para pedagang. Di sisi lain, warganya adalah pendukung seni Muslim, seperti rebana berbagai (perkusi), gambus (Timur Tengah dipengaruhi perkusi) dan kasidahan (Arab lagu). Sementara itu, di pinggiran Betawi, seni tradisional lainnya dikembangkan, seperti, Topeng, Wayang (shadow wayang golek), Ajeng, Tanjidor (tradisional Betawi ochestra) dan lainnya yang tidak ditemukan di pusat kota Betawi. Kasus yang sama dengan bahasa, juga dapat dibagi menjadi dua sub-dialek, yang dialek Tengah atau Kota Betawi dan luar atau ora Betawi. Menurut garis besar nya, pusat sub-dialek Betawi memiliki / e / akhir vokal dalam sejumlah kata, yang dalam bahasa Indonesia adalah / a / atau / ah /. Tidak ada perubahan dari / e / ke / / vokal di Betawi ora dalam hal sub-dialeknya. Bahkan di Tengah Betawi, beberapa sub-dialek dapat di liat di sini ::
Indonesian | SUB-DIALECTS | ||||
Jatinegara | Tanah Abang | Slipi | Kemayoran | Glodok | |
Rumah (house) Saya (I) Bisa (can) Satu (one) Roti (bread) Bapak (Father) | rume saye bisa hatu ruti babe | rume saye bise atu roti a | rume saye bise atu' roti baba | saye bisa hatu ruti babe | sayah bisa satu roti babah |
Satu hal yang lain dapet di liat adalah kalo orang yang menggunakan salah satu dialek engga akan menemuin kesulitan dalam berbicara sama dialek lain atau dialek yang beda antara Betawi tengah dan Betawi ora. Percakapan akan mengalir, meskipun antara orang dialek tengah dan dialek ora satu sama laennya.
Perlu juga kita ketahui bahwa dalam budaya seni, sampai hari ini mayoritas orang Betawi Tengah masih tidak dapat menerima seni Betawi pinggiran sebagai seni mereka sendiri juga. sama juga Betawi pinggiran, Betawi pinggiran juga belom mampu nerima seni Betawi Tengah sebagai salah satu bentuk seni mereka.
ya itulah sedikit pengetahuan gue sama beberapa bagian yang ada di Betawi dengan dialek dan budaya dari masing masing bagian.
Referensi: Departemen Kebudayaan dan Museum Jakarta Pemerintah Ibukota,Ikhtisar Kesenian Betawi, 2003
Sumber:
Departemen Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta PemerintahIbukota
Jakarta.go.id